METRO24JAM.ID – Pengungsi luar negeri yang ada di Medan, menuai sorotan. Banyak dari mereka berkeliaran. Ada yang bekerja umumnya warga lokal, hingga menipu sejumlah wanita untuk meraup rupiah.
Dari penelusuran wartawan, ternyata banyak pengungsi yang berkeliaran di Medan. Mereka berbaur layaknya penduduk lokal.
Bahkan banyak diantara mereka yang bekerja di perusahaan swasta hingga menjadi driver taksi atau ojek online.
Yang lebih mengkuatirkan, banyak diantara mereka mencari wanita-wanita lokal untuk dipacari atau bahkan dinikahi.
Seperti pengakuan Jag, wanita warga Medan Johor. Menurutnya, banyak pengungsi, terutama pengungsi dari Afghanistan, yang berkeliaran di Medan.
“Banyak pengungsi yang berkeliaran di Medan, bang. Ada pun yang bekerja, seperti jadi supir taksi atau ojek online atau bahkan jual beli kendaraan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/9/2025).
Bahkan yang lebih parahnya, kata Jag, banyak dari mereka yang kerjanya menipu wanita-wanita Medan.
“Ini yang kualami ya, bang. Banyak dari pengungsi lelaki Afghanistan yang kerjanya merayu wanita-wanita lokal untuk dipacari atau bahkan dinikahi. Setelah hartanya dikuras, mereka dengan seenaknya meninggalkan wanita-wanita tersebut,” ujarnya.
Jag mengakui, dia adalah satu diantara banyak wanita yang menjadi korban. Setelah tergoda dengan rayuan pengungsi Afghanistan, Gullam Abbas Alizada, melalui media sosial, Jag nekat menikah.
“Aku tergoda, bang. Entah kenapa, aku mau aja dinikahinya secara online. Agamaku kukorbankan. Hartaku kuberi. Bahkan sekarang, aku juga ditularkannya penyakit. Setelah itu, dengan seenaknya dia meninggalkanku,” beber Jag.
Yang membuat hati Jag lebih miris, Rudenim, IoM dan UNHCR yang menjadi pengontrol para pengungsi seakan mendukung prilaku suaminya.
“Setelah aku ributi dengan mendatangi Iom dan UNHCR, eh malah suamiku sekarang dipindahkan ke pengungsian Sidoarjo Jawa Timur,” ujarnya.
Jag menambahkan, dia rela mengutarakan semua ini tak lain agar jangan ada lagi wanita-wanita di Indonesia yang menjadi korban, terutama dalam penularan penyakit.
Di samping itu, dia juga berharap agar Rudenim, IoM dan UNHCR benar-benar bekerja mengawasi para pengungsi.
Pihak IoM sendiri, yang coba dikonfirmasi wartawan melalui Jay Kumar via WhatsApp, malah mempertanyakan surat tugas wartawan. Bahkan Jay tidak menjawab pertanyaan yang diajukan, malah meminta wartawan mengirimkan pertanyaan melalui email: iomjakarta@iom.int. (hidayat ahmad)